Rabu, 28 Juli 2010
Baju mewah sibuaya dan baju lusuh rakyat indonesia
Pejabat negara sebenarnya dipilih untuk melayani rakyat, bukan dilayani rakyat. itulah hakekat sebenarnya azas yang diusung oleh buaya dan kawan-kawan "dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat", tapi kenyataannya dilapangan " dari rakyat untuk pejabat".
citra seorang presiden bisa muncul tanpa harus wah, wah, dan wah....., coba tengok presiden Iran mahmud ahmadinejad, saat diwawancarai oleh TV fox (AS) soal kehidupan pribadinya, "saat anda melihat dicermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?" dengan bijaksananya dang presiden menjawab "saya melihat orang dicermin itu dan mengatakan kepada saya, 'ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran'."
tak heran Ahmadinejad dikenal sangat sederhana. sebagian kisah hidupnya bisa dibaca dibuku "Ahmadinejad, David ditengah Angkara Goliath Dunia". saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan ia menyumbangkan seluruh karpet istana Iran yang sangat Tinggi nilainya itu kepada masjid-masjid di taheran dan menganntikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.
ia tak mau mengambil gajinya selama menjadi presiden dengan alasan bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya. ia setiap hari harus menenteng tas berisi sarapan pagi berupa roti isi yang disiapkan istrinya. ia juga menghentkan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhusukan untuk presiden.
masih banyak kesederhanan yang ditampilkan sang presiden ini, karena beliau menyadari betul bahwa dirinya adalah pelayan rakyat bukan dilayani rakyat.
hal ini tentunya sangat berbanding terbalik dengan presiden kita saat ini...,
yah siapa lagi kalo bukan SiBuaYa, tahukah anda berapa gajii seorang presiden negeri abal-abal ini..?
skitar 150 juta / bulan diluar itu ada dana operasional atau dikenal sebagai dana taktis sekitar 2 milyar perbulan ( Media Ummat, edisi-40).
meski telah mengantongi banyak uang, toh masih harus membebani APBN hanya untuk kebutuhan pribadinya. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggara (FITRA) beberapa waktu lalu mengungkapkan negara harus menyediakan dana sebesar 893 juta pertahun untuk pakaian dinas siBuaYa.
padahal siBuaya sudah cukup kaya. berdasarkan data laporan kekayaan per 23 November 2009, kekayaannya mencapai 7.616.270.204 rupiah dan 246.389 dolar ameriku. totalnya lebih dari 9.956 milyar rupiah. gila.... sibuaya ini...makanya perutnya belakangan ini makin buncit aja.
paradigma pejabat harus mewah ini berimbas ke pejabat dibawahnya. mungkin supaya citra sebagai pejabat negara terlihat. belum lagi mobil dinas, dan abal-abal dinas yang lain......
kalo menurut saya pribadi, sebenarnya negara ini tinggal nunggu hancurnya saja. setelah kasus century, isu teroris yang bakal menembak sibuaya saat upacara 17 agustus, kasus pornografi, gas LPG yang banyak membunuh rakyat indonesia, kasus korupsi pejabat (POLRI, PERPAJAKAN, PEMDA, dan masih banyak yang lain), q juga bingung mengapa yang paling terkenal dari negara kita ini adalah kasus korupsi, ya bisa dibilang bangga disebut negara drakula. yang setiap hari membunuh penduduknya.
kita sebagai generasi penerus apakah hanya tinggal diam.......
jawabannya saya kembalikan ke pembaca sekalian...
jazakumulloh....
muhammad suprapto
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar